Indonesia terletak di garis khatulistiwa dan menjadi negara yang memiliki hutan hujan tropis ketiga terbesar di dunia setelah Brazil dan Republik Demokratik Kongo. Hutan hujan tropis adalah ekosistem hutan yang ditandai dengan curah hujan yang tinggi. Setidaknya 200 cm per tahunnya, memiliki kanopi yang lebat, serta keanekaragaman flora dan fauna hingga spesies endemik yang langka.
Adalah Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) merupakan taman nasional hutan tropis yang memiliki keanegaraman hayati terlengkap setelah ‘Amazon Rainforest’ di Brazil. TNGL memiliki luas sekitar 1.094. 692 hektar yang tersebar sepanjang Provinsi Aceh dan Sumut.
Terdapat 325 jenis burung dan 130 jenis mamalia, diantaranya orangutan, badak, gajah, dan harimau sumatera. Keempat mamalia ini dijuluki satwa kunci yang hidup di TNGL. Dikatakan satwa kunci karena keempatnya adalah satwa langka dan diambang kepunahan.
Sepanjang tahun, perburuan satwa kunci ini kian meningkat. Terbukti dengan banyaknya perdagangan illegal terhadap mereka. Belum lagi ‘illegal logging’ atau pembalakang liar yang membuat habitatnya kian menyempit.
Sejumlah upaya dilakukan pemerintah melalui Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser (BBTNGL) dibantu sejumlah Non Government Organization (NGO) atau Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang konsen terhadap lingkungan hidup. Monitoring terhadap flora-fauna, pelestarian hutan dan satwa, hingga sosialisasi terhadap masyarakat sekitar akan pentingnya hutan dan satwa habitat di TNGL.
Kabupaten Aceh Tenggara yang berada di Provinsi Aceh dengan ibu kotanya Kutacane merupakan salah satu pintu masuk rimba TNGL. Secara topografi kabupaten ini juga berada di lembah perbukitan dan berbatasan langsung dengan TNGL dengan Sungai Alas yang mengalirinya.
Disini juga dibangun sebuah stasiun riset bernama Stasiun Penelitian Katambe yang didirikan oleh BBTNGL, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta Forum Konservasi Leuser. Stasiun ini bertanggungjawab akan pelestarian hutan beserta isinya.
Hingga kini TNGL bukan hanya sebagai paru-parunya nusantara, tetapi merupakan sumber oksigen bagi dunia. Jadi bila anda dan kita merusak TNGL berarti merusak tatanan kehidupan dunia. Untuk itu mari kita jaga kelestarian alam dan lingkungan hidup di TNGL berikut isinya.
Salam lestari dan selamat Hari Lingkungan Hidup Dunia, 5 Juni.
(foto & teks : @ferdy.siregar)